AS Menentang Opini Mahkamah Internasional PBB soal Israel Harus Tinggalkan Wilayah Pendudukan

  • Whatsapp
Tentara Israel di kota Hebron, Tepi Barat, wilayah Palestina yang diduduki Israel (foto: ilustrasi).

Dengan perang Israel melawan militan Hamas di Gaza yang kini memasuki bulan kelima, Amerika terus memajukan gagasan negara Palestina, meskipun para pemimpin Israel tetap menentangnya.

Konsep wilayah untuk perdamaian telah senantiasa digaungkan dalam diplomasi yang dipimpin Amerika selama beberapa dekade dan merupakan dasar dari Perjanjian Camp David tahun 1979 antara Israel dan Mesir, di mana Israel menarik diri dari Semenanjung Sinai dengan imbalan perdamaian dan pengakuan diplomatik dari Mesir.

Namun upaya perdamaian Israel-Palestina telah sejak lama digagalkan karena serangan kelompok militan Palestina, perluasan pemukiman Israel di wilayah pendudukan, dan ketidakmampuan kedua belah pihak untuk menyepakati isu-isu pelik, seperti perbatasan akhir, status Yerusalem, dan nasib para pengungsi Palestina.

Bacaan Lainnya

Lebih 29.000 Warga Palestina di Gaza Tewas

Perang Israel-Hamas berkecamuk sejak tanggal 7 Oktober lalu ketika kelompok militan Hamas menyerang bagian selatan Israel dan menewaskan 1.200 orang. Hamas juga menculik dan menyandera 250 orang lainnya. Israel melancarkan balasan dengan serangkaian serangan darat dan udara, yang hingga hari Rabu (21/2) telah menewaskan lebih dari 29.000 orang. Lebih dari 70% korban tewas itu adalah perempuan dan anak-anak.

Amerika menyampaikan pandangannya sehari setelah memveto resolusi PBB yang didukung luas negara-negara Arab dan sejumlah negara lain yang menuntut gencatan senjata kemanusiaan segera dalam perang Israel-Hamas itu. Amerika mengatakan resolusi itu akan mengganggu perundingan untuk membebaskan sekitar 100 sandera yang tersisa. [Red]#VOA

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *