Mereka yang skeptis memandang resolusi yang diajukan oleh AS itu sebagai taktik diplomatik yang akan memperpanjang penderitaan warga Palestina. Israel telah memperingatkan bahwa, kecuali semua sandera yang ditahan oleh Hamas dibebaskan selambatnya pada awal Ramadan pada 10 Maret, maka Israel akan melanjutkan serangan darat di Rafah.
“Setiap hari ada ancaman dan pernyataan. Kami tidak tahu harus ke mana,” keluh Nihal Obeid, warga Palestina di Rafah
Namun, resolusi AS menunjukkan sikap keras Washington terhadap perilaku perang Israel, ujar Richard Gowan, direktur International Crisis Group di PBB, kepada VOA melalui Zoom.
“Ini adalah pertama kalinya AS mengusulkan sebuah rancangan resolusi yang benar-benar mencakup beberapa kritik tersirat yang cukup keras terhadap tindakan Israel di Gaza, dan situasi di Tepi Barat. Dan saya pikir pemerintahan Biden mungkin memberikan isyarat halus bahwa mereka akan terus melindungi Israel di PBB, namun kesabarannya ada batasnya,” katanya.