“Melindungi Israel, bahkan ketika negara itu melakukan kejahatan yang paling mengejutkan, telah membuat jutaan warga Palestina yang tidak bersalah, murka karena kengerian yang tak terbayangkan. Bukan Israel yang harus dilindungi dengan hak veto, tetapi anak-anak Palestina, perempuan dan laki-laki, yang harus dilindungi oleh Dewan Keamanan sekarang,” ujarnya.
AS mengusulkan rancangan resolusinya sendiri, yang menyerukan gencatan senjata sementara di Gaza, hingga enam minggu, hanya setelah kesepakatan penyanderaan antara Israel dan Hamas dicapai. AS mengupayakan kesepakatan bersama Mesir dan Qatar.
Draf itu juga mengutuk serangan 7 Oktober dan membuatnya jelas bahwa Hamas tidak mempunyai tempat dalam pemerintahan Gaza pada masa depan.
“Selain itu, rancangan kami menyatakan tidak boleh ada pengurangan wilayah di Jalur Gaza dan menolak, seperti yang kami usulkan dalam Resolusi 2720, setiap pemindahan paksa warga sipil di Gaza. Rancangan ini juga memperhatikan kekhawatiran banyak anggota dewan mengenai nasib warga sipil di Rafah. Memperjelas bahwa dalam situasi saat ini, serangan darat besar-besaran ke Rafah tidak boleh dilanjutkan,” papar Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield.