Sebaliknya, China sudah memperingatkan AS agar tidak turut campur dalam apa yang disebutnya sebagai murni sengketa Asia. China sudah mengerahkan kapal-kapal dan pesawat-pesawat tempur untuk mengawasi kapal-kapal dan pesawat Angkatan Laut AS, yang secara berkala melakukan patroli kebebasan navigasi dan penerbangan di salah satu lautan yang paling disengketakan di dunia.
Gugus tugas pemerintah Filipina yang menangani sengketa wilayah mengatakan Sabtu (9/12) bahwa pihaknya mengutuk dengan keras tindakan ilegal dan agresif yang dilakukan oleh penjaga pantai China dan milisi maritim China terhadap kapal sipil Biro Perikanan dan Sumber Daya Perairan.
“Kami menuntut agar Pemerintah China mengambil tindakan segera untuk menghentikan kegiatan-kegiatan agresif dan menegakkan prinsip-prinsip undang-undang internasional dan menahan agar tidak melakukan aksi-aksi yang akan melanggar batas kedaulatan Filipina dan membahayakan nyawa dan kehidupan nelayan Filipina,” kata Pemerintah Filipina.
Duta Besar AS untuk Filipina, Mary Kay Carlson, mengutuk aksi agresif, ilegal China.
“Perilaku (China) ini melanggar hukum internasional dan membahayakan nyawa serta penghidupan,” kata Carlsson dalam sebuah kiriman teks di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.
“Kami berdiri bersama teman-teman Filipina, para mitra, para sekutu dalam mendukung Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.”
Penerapan langkah-langkah kontrol