Thomas-Greenfield menepis “kata-kata kasar” Nebenzya. “Rusia juga menciptakan kondisi yang mereka keluhkan saat ini dalam perang yang tidak beralasan di Ukraina,” katanya membalas ucapan Nebenzy.
Menghindari veto AS
Para diplomat, yang sejak Senin (18/12) telah mengerjakan resolusi yang dirancang oleh Uni Emirat Arab, berupaya menghindari penggunaan bahasa yang menyebabkan AS berulang kali memveto pemungutan suara DK PBB sejak Israel melancarkan operasi militer ke Gaza.
Operasi militer yang telah berlangsung selama 10 minggu itu menewaskan lebih dari 20.000 orang di Gaza, menurut Kementerian Kesehatan di wilayah itu.
Dua poin yang mengganjal bagi Israel dan AS adalah seruan untuk menghentikan kekerasan dan perselisihan mengenai siapa yang akan mengawasi pengiriman barang-barang ke Gaza untuk menyaring senjata dan peralatan lain yang akan membantu Hamas. Saat ini, Israel yang mengawasi konvoi pengiriman barang-barang ke Gaza.
Alih-alih menuntut gencatan senjata, rancangan akhir resolusi menyerukan pihak-pihak yang bertikai untuk menciptakan “kondisi-kondisi bagi penghentian kekerasan yang berkelanjutan.” Baik AS maupun Israel saat ini tidak mendukung gencatan senjata.
Menyusul pemungutan suara, Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan mengucapkan terima kasih kepada AS karena berpihak kepada Israel dan “mempertahankan garis tegas” bagi kewenangan Israel untuk memeriksa bantuan yang memasuki Gaza.
Bahasa yang lunak