Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia menyatakan situasi kebebesan pers di Tanah Air sepanjang 2023 dalam kondisi krisis.
Krisis kebebesan pers di Indonesia, tambahnya, juga dipengaruhi oleh model bisnis media massa yang berbasis klik (click-bites), yang masih cukup dominan, terutama media daring. Hal itu bisa berdampak terhadap produk jurnalisme yang bermutu rendah.
“Ini bisa mendorong bagaimana media-media yang memproduksi jurnalisme bermutu rendah, yang justru mengamplifikasi propaganda, disinformasi, dan narasi kebencian di tengah manipulasi informasi yang cukup masif di media sosial,” ujar Ika.
Menurut AJI Indonesia, krisis kebebasan pers juga terlihat dari tingginya gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap jurnalis selama 2023. Setidaknya hampir 1.000 jurnalis dan pekerja media menjadi korban PHK yang dilakukan perusahaan media.
“Ini membuat jurnalis masih berada dalam situasi kesejahteraan yang rendah sementara masa depan yang kian tak pasti,” ungkap Ika.