Alasannya karena seusia mereka sangat patuh dan paham apa yang disampaikannya ketika mengaji.
Di sisi lain, ada kendala waktu ketika pelajaran karena anak-anak kadang capek, mengantuk, tapi saya selalu berikan cerita tentang nabi yang membuat mereka tertarik.
“Kalau mengajarnya sekalian ketika dinas di desa binaan ya mulainya pada pukul 09.00 WIB,” beber polisi asal Kelurahan Tosaren Kecamatan Pesantren ini.
Di sisi lain, Syaiful memilih ketika mengajar anak-anak mengaji dengan memakai seragam dinas kepolisian dan kopyah ketimbang busana muslim, koko, ataupun sarung.
Hal tersebut dia lakukan sebagai cara untuk pendekatan kepada mereka agar tidak takut karena polisi memang harus melindungi, melayani, dan mengayomi warganya.
“Alhamdulillah respon anak-anak sangat senang sekali ketika saya mengajar pakai seragam dinas,” tambahnya.
Anak kedua dari dua bersaudara ini mengaku, ketertarikan menjadi guru mengaji memang menjadi impiannya sejak kecil.
Terlebih sejak kecil hingga dewasa sering mengikuti kegiatan agama seperti pengajian, mengaji, mencari ilmu, maupun lainnya di masjid dekat rumahnya.
Tak hanya itu, ia juga mendapatkan ilmu-ilmu agama islam dari membaca buku diluar pelajaran sekolah maupun dari kiai.
Bagi saya bisa menjadi guru ngaji sangat bangga sekali karena bisa memberikan ilmu-ilmu yang bermanfaat sekali,” tutur Syaiful.