Banyak LSM Indonesia Terdampak Pembekuan Bantuan Amerika

  • Whatsapp
Sumbangan bahan pangan dari USAID untuk Program Pangan Dunia PBB (WFP) (foto: ilustrasi).

Sejumlah lembaga swadaya masyarakat di Indonesia langsung terdampak oleh pembekuan bantuan asing Amerika Serikat dan rencana penutupan USAID. Sejumlah pengamat AS mengingatkan pentingnya bantuan asing, demi hubungan baik AS dengan mitra-mitranya. 

Usai Presiden Donald Trump membekukan hampir semua bantuan asing, termasuk dari Badan AS Untuk Pembangunan Internasional (USAID), sejumlah lembaga swadaya masyarakat di indonesia langsung merasakan dampaknya.Indonesia AIDS Coalition, yang menjalankan program-program pengentasan HIV dan AIDS, langsung menghentikan para petugas lapangan.

Bacaan Lainnya
Direktur Eksekutif Indonesia AIDS Coalition Aditya Wardhana di kantornya di Jakarta. (Hafizh Sahadeva/VOA)
Direktur Eksekutif Indonesia AIDS Coalition Aditya Wardhana di kantornya di Jakarta. (Hafizh Sahadeva/VOA)

“Berdasarkan informasi yang terus kami himpun, ada sekitar 200 hingga 300 petugas lapangan yang seharusnya bekerja setiap hari. Sekarang semuanya sudah menerima surat perintah berhenti bekerja,” ujar Direktur Eksekutif Aditya Wardhana ketika diwawancarai VOA di kantornya di Jakarta.

Masyarakat Jurnalis Lingkungan Indonesia, yang menjalankan pelatihan lingkungan bagi jurnalis, mengatakan kaget akan perubahan yang begitu mendadak.

“Semua orang tahu bahwa akan ada perubahan dalam kebijakan luar negeri AS, itu sudah diketahui publik. Yang mengejutkan kami adalah waktunya. Kami tidak menyangka kejadiannya akan secepat ini, dan sejauh ini,” ujar Sekretaris Jenderal Fira Abdurrahman kepada VOA.

Sekretaris Jenderal Masyarakat Jurnalis Lingkungan Indonesia Fira Abdurrahman. (Hafizh Sahadeva/VOA via Zoom)
Sekretaris Jenderal Masyarakat Jurnalis Lingkungan Indonesia Fira Abdurrahman. (Hafizh Sahadeva/VOA via Zoom)

Sementara salah satu penerima dana USAID, yang ingin identitasnya dilindungi, mengeluhkan tidak adanya kejelasan.

“LSM-LSM yang di bawah USAID itu bahkan tidak bisa berkomunikasi dengan USAID soal hal ini. Jadi kita buta. OK kita disuruh berhenti kerja, tapi kita nggak bisa diskusi soal ini,” ujarnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *