( DN ) – Perdana menteri Papua Nugini, Kamis (11/1), berjanji akan menindak keras “pelanggaran hukum” setelah kerusuhan yang menewaskan 15 orang, sewaktu massa yang marah membakar gedung-gedung dan menjarah toko-toko.
Kekerasan meletus di ibu kota, Port Moresby, pada Rabu malam setelah sekelompok tentara, polisi dan penjaga penjara melancarkan protes terhadap pemerintah.
Dalam beberapa jam saja, kerusuhan itu juga terjadi di kota Lae, sekitar 300 kilometer sebelah utara ibu kota.
PM James Marape meminta maaf kepada negaranya pada hari Kamis, dengan mengatakan ledakan “pelanggaran hukum” itu “tidak akan ditoleransi.”